Jumat, 24 Agustus 2012

Kematian itu Didahului dengan Sekarat.

Allah Ta'ala menggambarkan kerasnya kematian dalam empat ayat :
" Dan, datanglah sakartul maut dengan sebenar-benarnya." (Qaaf :19 )
"Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakaratul maut" ( Al-An'aam ayat 93 )
"Maka, mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan." ( al- waqiah ayat 83 )
"Sekali-kali jangan.Apabila nafas (seseorang) telah (mendesak) sampai ke kerongkongan ( Al-Qiyamah ayat 26 )
Diriwayatkan oleh Bukhari dari Aisyah bahwa Rasulullah menghadapi sebuah bejana untuk minum yang terbuat dari kulit. Beliau memasukan tangannya ke dalam air lalu mengusapkan ke wajahnya seraya bersabda, " Tidak ada Tuhan selain Allah sesungguhnya kematian itu didahului dengan tekanan-tekanan sakaratul maut." Kemudian beliau mengangkat kedua tangannya seranya bersabda, " Bertemu Allah yg Maha Tinggi," sampai beliau wafat dan tangannyapun jatuh terkulai.
Diriwayatkan oleh Tirmidzi bahwa Aisyah berkata, " Aku tidak iri pada seseorang yang mengalami kematian dengan mudah, setelah aku melihat dahsyatnya kematian Rasulullah."
Disebutkan oleh al-Muhasabi dalam kitabnya Ar-Ri'yat ( hal. 140-141 ), "Sesungguhnya Allah Ta'ala bertanya kepada Nabi Inrahim, "Wahai kekasih-Ku, bagaimana kamu rasakan kematian?" Ibrahim menjawab, " seperti sebatang sujen besi sangat panas yang ditempelkan pada kapas yang basah kemudian ditarik." Allah berfirman, " Tetapi kamu akan membantu meringankan kamu, Ibrahim."
Diceritakan bahwa ketika roh Nabi Musa sampai kepada Allah, Allah bertanya kepadanya, "Hai Musa, bagaimana kamu dapati kematian?'' Aku dapati diriku seperti seekor burung emprit yang dipanggang hidup-hidup di atas alat pemanggangan tanpa bisa mati supaya merasakan apa-apa lagi dan juga tidak bisa lepas terbang." Dalam riwayat lain Musa menjawab, "Aku dapati diriku seperti seekor kambing yang dikuliti hidup-hidup oleh seorang tukang jagal."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar